Suara Lamongan : Kembali ke Pesantren adalah perkara yang harus dibesarkan. Dalam pesantren, terdapat “kiai” yang berada di garda terdepan.
Demikian disampaikan Ketua Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) Prof Dr Maksum Mahfudz ketika menyampaikan amanat PBNU dalam acara Syawalan dan Pamitan Calon Jama’ah Haji PWNU DIY, Sabtu (31/08), di Halaman Gedung SDNU, Jl. Ringroad Barat, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta.
Prof Maksum mengatakan, bahwa ulama atau kiai tidak pernah mengatakan inni khairun minhu, yang artinya ‘saya lebih baik dari dia’. Berbeda dengan iblis yang secara sombong berkata inni khairun minhu, tatkala diperintahkan oleh Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam.
Ia melanjutkan bahwa kiai merupakan sumber segala inspirasi. “Segala sumber inspirasi itu datang dari para Kiai. Kiai memiliki khazanah keilmuan yang luas, mulai dari bab wudlu, nikah, buyu’ (jual-beli), dan ketatanegaraan,” ujarnya pada pagi menjelang siang itu.
Selain itu, Guru besar Universitas Gajah Mada ini juga menekankan bahwa saat ini telah terjadi krisis ideologi pada warga NU. “Krisis ideologi ini yang harus dibangun dan diperbaiki,” tegasnya.
Menguatkan apa yang telah disampaikan Rais Syuriah PWNU DIY KH Asyhari Abta, ia juga mengatakan akan pentingnya akhlaqul karimah, baik antar suami terhadap istri, murid terhadap guru, maupun anak terhadap orang tua.
“Ada akhlak yang telah dibangun oleh Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, yakni mabadi’ khaira ummah, akhlaq untuk kebangsaan. Oleh karena itu, dalam hal ideologi NU harus berada di tengah, tidak ke kanan yang apa-apa tidak boleh, juga tidak ke kiri yang apa-apa boleh,” ungkapnya. (Dwi Khoirotun Nisa’/Mahbib)
Demikian disampaikan Ketua Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) Prof Dr Maksum Mahfudz ketika menyampaikan amanat PBNU dalam acara Syawalan dan Pamitan Calon Jama’ah Haji PWNU DIY, Sabtu (31/08), di Halaman Gedung SDNU, Jl. Ringroad Barat, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta.
Prof Maksum mengatakan, bahwa ulama atau kiai tidak pernah mengatakan inni khairun minhu, yang artinya ‘saya lebih baik dari dia’. Berbeda dengan iblis yang secara sombong berkata inni khairun minhu, tatkala diperintahkan oleh Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam.
Ia melanjutkan bahwa kiai merupakan sumber segala inspirasi. “Segala sumber inspirasi itu datang dari para Kiai. Kiai memiliki khazanah keilmuan yang luas, mulai dari bab wudlu, nikah, buyu’ (jual-beli), dan ketatanegaraan,” ujarnya pada pagi menjelang siang itu.
Selain itu, Guru besar Universitas Gajah Mada ini juga menekankan bahwa saat ini telah terjadi krisis ideologi pada warga NU. “Krisis ideologi ini yang harus dibangun dan diperbaiki,” tegasnya.
Menguatkan apa yang telah disampaikan Rais Syuriah PWNU DIY KH Asyhari Abta, ia juga mengatakan akan pentingnya akhlaqul karimah, baik antar suami terhadap istri, murid terhadap guru, maupun anak terhadap orang tua.
“Ada akhlak yang telah dibangun oleh Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, yakni mabadi’ khaira ummah, akhlaq untuk kebangsaan. Oleh karena itu, dalam hal ideologi NU harus berada di tengah, tidak ke kanan yang apa-apa tidak boleh, juga tidak ke kiri yang apa-apa boleh,” ungkapnya. (Dwi Khoirotun Nisa’/Mahbib)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !