M. ROMAHURMUZIY/NET
Sekjen DPP PPP M. Romahurmuziy mengatakan, dengan proses akreditasi, akuntabilitas hasil survei dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga, hasil penelitian yang dipublikasi dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat.
"Sekarang ini, sejalan seringnya publikasi berbeda-beda dari survei yang dilakukan pada periode sampling yang sama menjadikan hasil survei seperti sampah informasi yang memenuhi ruang informasi publik," jelasnya saat dihubungi di Jakarta, Rabu (17/7).
Rommy, begitu dia akrab disapa menjelaskan, lembaga survei semestinya menjadi alat analisis scientific, bukan publikator gosip atau pembentuk opini. Indikasi keberadaan lembaga survei sebagai alat pembentuk opini terlihat dari bermunculannya lembaga-lembaga survei secara sporadis dengan berbagai nama. Sedangkan indikasi rendahnya kualitas survei nampak dari beragamnya hasil survei terhadap satu persoalan yang sama.
"Karenanya, komunitas lembaga survei perlu menyepakati akreditasi dirinya sendiri untuk mengembalikan survei sebagai alat ukur yang bermartabat," kata Rommy yang juga Ketua Komisi IV DPR itu.
Diketahui, Lembaga Survei Nasional (LSN) dalam hasil riset terbarunya hanya menempatkan PPP pada urutan ke delapan dari partai-partai peserta Pemilu 2014.
Partai Golkar menempati urutan teratas dengan perolehan dukungan 19.7 persen, diikuti PDI Perjuangan 18.3 persen, Partai Gerindra 13.9 persen, Partai Hanura 6.9 persen, Partai Demokrat 6.1 persen, PKB 4.8 persen, Partai Nasdem 4.6 persen, PPP 4.3 persen, PAN 3.8 persen, PKS 3.8 persen, PBB 1.4 persen, dan PKPI 0.5 persen. [rsn]
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !