\
mengatakan Golkar akan menerapkan asas pengabdian, Dedikasi, Loyalitas dan Tidak Tercela (PDLT) secara ketat dalam seleksi calon legislatif (Caleg) pada Pemilu 2014.
Khusus untuk tak tercela, dalam pengertian tidak tercela dari segi hukum maupun etika.
"Jadi jangankan yang terlibat kasus hukum semacam korupsi, bahkan yang secara etika tercela saja, Golkar tidak akan mengambil resiko. Kami menegaskan kader-kader yang terseret korupsi tidak akan ditoleril untuk dijadikan caleg oleh partai Golkar," kata Hajriyanto di Jakarta, Senin (21/1).
Dia menjelaskan, asas PDLT akan diterapkan secara ketat tanpa kompromi. Pasalnya, yang menjadi taruhan adalah integritas dan kredibilitas. Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PG 2012 bulan Oktober yang lalu menegaskan kembali bahwa asas PDLT ini harus benar-benar diterapkan secara ketat dan serius.
"Sampai-sampai waktu itu terjadi perdebatan yang sangat keras dalam sidang pleno Rapimnas. Akhirnya Rapimnas 2012 memutuskan asas PDLT akan diterapkan secara ketat," ujar Wakil Ketua MPR ini.
Dia menegaskan, Golkar tidak akan mengambil risiko politik yang fatal dan mempertaruhkan integritas dengan menempatkan caleg yang tidak memenuhi kriteria PDLT.
"Saya yakin Golkar akan memegang teguh keputusan Rapimnas 2012 tersebut secara konsisten. Sebab, resikonya terlalu besar," tegasnya.
Penolakan terhadap caleg yang terlibat korupsi juga datang dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sekjen PPP M Romahurmuziy mengemukakan, meski undang-undang (UU) tidak melarang caleg terpidana yang telah lima tahun bebas menjalani pidananya, PPP tetap tidak memperbolehkan untuk menerima mereka.
"Ini sebagai komitmen PPP kepada peningkatan kualifikasi moral anggota dewan," ujarnya.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !