Capres, Caleg & Parpol Bakal Bikin Korupsi Meningkat

 

 

JAKARTA - Perhelatan akbar untuk memilih anggota legislatif dan presiden akan berlangsung pada 2014
nanti. Namun, geliat partai politik untuk menuju dua agenda itu sudah berlangsung sejak 2013. Sejak saat itu pula prilaku korupsi diperkirakan akan meningkat.

"Boleh jadi akan ada kenaikan tingkat korupsi karena kebutuhan yang besar untuk pemilu," kata Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Universitas Gajah Mada, Oce Madril kepada Okezone, Senin (31/12/2012).

Menurutnya, pemilu legislatif yang paling besar membutuhkan dana. Seorang anggota DPR butuh anggaran yang tidak kecil untuk kembali terpilih, begitu juga dengan yang baru akan mencalonkan diri. Kata dia, politikus sudah berupaya mengumpulkan dana sejak 2013.

"Modal besar dibutuhkan caleg, capres dan parpol ini akan membuat korupsi akan meninggi di 2013. Akan ada puluhan ribu calon yang akan bertarung pada 2014," terangnya.

Berdasarkan data yang dihimpun Pukat, tambahnya, calon anggota dewan di daerah membutuhkan anggaran antara Rp50 juta hingga Rp500 juta untuk bisa mulus menjadi anggota dewan. Sementara, politikus yang ingin menjadi anggota dewan di pusat butuh dana sekira Rp1 miliar hingga Rp10 miliar.

"Tapi itu tergantung besar dan kecilnya daerah pemilihan," terangnya.

Politikus dengan daerah pemilihan (Dapil) yang besar dan prestisius membutuhkan dana yang besar agar bisa bersaing dengan calon lainnya. Dia mencontohkan, Dapil yang besar dan prestisius yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera dan Kalimantan.

"Kalau kita lihat animo politisi sangat besar, tekanan juga tinggi, apalagi sistem pemilu memungkinan pertarungan individu, siapa yang memperoleh suara terbanyak dia yang terpilih. Maka uang sangat berpengaruh walaupun tidak semua seperti itu," pungkasnya.
(trk)