Jakarta : Kementerian Keuangan menyebutkan, ada sembilan kementerian/lembaga (K/L) yang memiliki anggaran terbesar namun tidak produktif karena daya serap anggaran yang rendah.
Rendahnya daya serap penggunaan anggaran diyakini mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi nasional.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengakui, salah satu faktor yang membuat daya serap anggaran negara lemah adalah tingkat kehati-hatian yang berlebihan. Agus Marto menyebut faktor itu sebagai kebiasaan kultur pegawai.
"Pegawai (PNS) kebiasannya juga menyelesaikan pada saat akhir dan terlalu berhati-hati," ujarnya dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin (7/1).
Hambatan lain yang membuat penyerapan anggaran menjadi rendah adalah hambatan struktural dan institusional. Hambatan struktural diantaranya dalam proses pengadaan lahan atau perubahan di organisasi.
"Sementara hambatan institusional seperti manajemennya yang lemah,"
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, terdapat sembilan K/L yang memiliki anggaran terbesar namun berdaya serap rendah. K/L tersebut adalah Kemendikbud (79,9 persen), Kementerian PU (89 persen), Kemenhan (87 persen), Polri (93,4 persen), Kemenag (93 persen), Kemenhub (76 persen), Kemenkes (91.3 persen), Kemenkeu (91,5 persen), Kemendagri(99 persen).


Sumber :Merdeka.com