Jakarta:
Terduga teroris Badri Hartono (45) alias Toni diketahui sebagai anak
buah Bagus Budi Pranoto alias Urwah. Urwah dinyatakan sebagai pengikut
Noordin M. Top, tersangka kasus peledakan bom di Hotel J.W. Marriott dan
Hotel Ritz-Carlton, 17 Juli 2009.
"Jadi Badri termasuk pengikutnya Urwah. Itu adalah salah satu tersangka yang meninggal dalam penangkapan bersama Noordin M Top," kata Juru Bicara Polri Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (24/9).
Urwah pernah dihukum 3,5 tahun penjara pada 2004, karena terbukti menyembunyikan Noordin M. Top di Surabaya, Jawa Timur. Urwah dan Noordin akhirnya tewas dalam penyergapan tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.
Sementara Badri dinyatakan sebagai pimpinan kelompok Thorik (32) yang bernama Al-Qaeda Indonesi. Badri ditangkap Densus 88 di Desa Griyan, Kelurahan Pajang, Laweyan, Surakarta, 22 September. Menurut Boy, Badri pernah ikut pelatihan di Poso, Sulawesi Tenggara. Ia juga dinyatakan mahir membuat bom.
Selain Badri, polisi menangkap delapan terduga teroris lain, yakni Rudi Kurnia Putra, Kamidi, Indra Vitriyanto, Nopem, Fajar Novianto, Barkah Nawa Saputra, dan Triyatno, pada 22 September. Di hari yang sama, penangkapan berlanjut terhadap remaja 19 tahun bernama Anggri Pamungkas di Melawi, Kalimantan Barat.
Esoknya, Densus 88 menangkap Joko Tri Priyanto (45) atau Joko Parkit di rumah kerabatnya, Mondokan, kecamatan Laweyan, Solo. Joko Parkit dikenal sebagai pemimpin Kelompok Laweyan, basis pendukung Noordin M Top di Solo. Joko bebas pada 2007, setelah sebelumnya dihukum 3,5 tahun penjara karena menyembunyikan Noordin M Top usai peledakan bom di Kedutaan Besar Australia.terduga teroris di Solo, yakni
Kelompok ini terungkap lewat Thorik, tersangka kasus kepemilikan bom di Tambora, dan ledakan bom rakitan di Beji, Depok, Jawa Barat. Thorik menyerahkan diri ke Pos Polisi Jembatan Lima, Jakarta Barat, 9 September 2012, atau sehari setelah ledakan. Thorik mengaku dipersiapkan untuk bom bunuh diri di empat tempat di Jakarta.
Dari berbagai penggeledahan, petugas menemukan bom cair, bom botol, bom pipa, dan bahan-bahan pembuat bom lain. Termasuk persiapan membuat bom rice cooker. Adapun bom-bom ini diperkirakan mengandung bahan berdaya ledak tinggi. Puslabfor masih menyelidiki perbedaan bom-bom tersebut dengan bom pada kasus teror lain.(IKA)
"Jadi Badri termasuk pengikutnya Urwah. Itu adalah salah satu tersangka yang meninggal dalam penangkapan bersama Noordin M Top," kata Juru Bicara Polri Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (24/9).
Urwah pernah dihukum 3,5 tahun penjara pada 2004, karena terbukti menyembunyikan Noordin M. Top di Surabaya, Jawa Timur. Urwah dan Noordin akhirnya tewas dalam penyergapan tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.
Sementara Badri dinyatakan sebagai pimpinan kelompok Thorik (32) yang bernama Al-Qaeda Indonesi. Badri ditangkap Densus 88 di Desa Griyan, Kelurahan Pajang, Laweyan, Surakarta, 22 September. Menurut Boy, Badri pernah ikut pelatihan di Poso, Sulawesi Tenggara. Ia juga dinyatakan mahir membuat bom.
Selain Badri, polisi menangkap delapan terduga teroris lain, yakni Rudi Kurnia Putra, Kamidi, Indra Vitriyanto, Nopem, Fajar Novianto, Barkah Nawa Saputra, dan Triyatno, pada 22 September. Di hari yang sama, penangkapan berlanjut terhadap remaja 19 tahun bernama Anggri Pamungkas di Melawi, Kalimantan Barat.
Esoknya, Densus 88 menangkap Joko Tri Priyanto (45) atau Joko Parkit di rumah kerabatnya, Mondokan, kecamatan Laweyan, Solo. Joko Parkit dikenal sebagai pemimpin Kelompok Laweyan, basis pendukung Noordin M Top di Solo. Joko bebas pada 2007, setelah sebelumnya dihukum 3,5 tahun penjara karena menyembunyikan Noordin M Top usai peledakan bom di Kedutaan Besar Australia.terduga teroris di Solo, yakni
Kelompok ini terungkap lewat Thorik, tersangka kasus kepemilikan bom di Tambora, dan ledakan bom rakitan di Beji, Depok, Jawa Barat. Thorik menyerahkan diri ke Pos Polisi Jembatan Lima, Jakarta Barat, 9 September 2012, atau sehari setelah ledakan. Thorik mengaku dipersiapkan untuk bom bunuh diri di empat tempat di Jakarta.
Dari berbagai penggeledahan, petugas menemukan bom cair, bom botol, bom pipa, dan bahan-bahan pembuat bom lain. Termasuk persiapan membuat bom rice cooker. Adapun bom-bom ini diperkirakan mengandung bahan berdaya ledak tinggi. Puslabfor masih menyelidiki perbedaan bom-bom tersebut dengan bom pada kasus teror lain.(IKA)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !