1000 Hari Gus Dur
Gus Dur telah wafat 1000 hari lalu. Namun sosoknya masih terus menarik perhatian. Bahkan hingga tahun sesudah ia wafat pada 30 Desember 2009, masih menarik perhatian banyak orang. Orang masih merindukan kehadiran Gus Dur. Menurut sahabat dekat Gus Dur, KH. Mustofa Bisri atau yang lebih dikenal Gus Mus, Gus Dur adalah fenomena. Ia pribadi yang lengkap.
"Hanya Gus Dur yang pribadi-pribadi bisa memberi label secara lengkap. Ada yang sebut cendekiawan, jenius, politisi, negarawan, tokoh plularis, budayawan bahkan ada yang menyebut waliyullah," kata Gus Mus, saat berbicara di depan ribuan orang yang mengikuti tahlil memperingati 1000 hari wafatnya Gus Dur di Jalan Warung Sila 10, Ciganjur Jakarta, kemarin malam (27/09/2012).
Menurut Gus Mus semua label yang disematkan kepada Gus Dur tidak ada yang salah. "Gus Dur memungkinkan dengan berbagai ciri itu. Orang yang menyebut intelektual karena melihat pemikirannya. Politisi karena dia memikirkan bangsa dan rakyatnya. Tokoh plularis karena orang yang termarginalkan dibela. Sebagai waliyullah karena sebagai orang besar, presiden yang tidak punya dompet," ujar Gus Mus.
Inilah satu pelajaran dari sosok Gus Dur yaitu hidup sederhana. "Hidup sederhana tidak berlebih-lebihan. Bayangkan orang tidak punya dompet itu sudah luar biasa. Sikap hidup berlebihan-leihan sudah sangat belebihan. Untuk membeli bakso saja, Gus Dur minta Alissa (putri tertuanya untuk membayar)," ujar Gus Mus.
Hal lain yang patut diteladani dari sosok Gus Dur, menutut Gus Mus adalah pengetahuannya yang luas karena ia mau belajar. Hampir semua kiai besar di NU, Gus Dur pernah belajar pada mereka. Tidak heran, kata Gus Mus, Gus Dur menjadi cerdas. Ia bisa menangkap jalan pikiran orang. Misalnya ingin ketemu seseorang ia mencari tahu siapa, cara bicara, alur bicara. "Makanya walau beliau tidur bisa menanggapi lawan bicara," kata Gus Mus.
Nilai luhur lain yang perlu diteladani dari sosok Gus Dur adalah kecintaannya pada manusia. "Beliau cuek apakah orang cinta atau benci kepadanya. Dia tidak peduli yang penting dia mencintai manusia sesuai ajaran Islam mencintai manusia," kata Gus Mus.
Di Indonesia ini, Gus Dur termasuk orang pandai yang berani. "Yang punya pikiran sama dengan Gus Dur itu banyak. Tapi cuma gus dur yang berani karena dia lengkap ilmunya. Menentang aruspun kalau dia merasa benar akan dilakukan," tutur Gus Mus yang juga pengasuh Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !