"Itu partai yang status-quo karena menolak perubahan. Tidak seperti Gerindra yang pro perubahan," ujar Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Martin Hutabarat saat berbincang dengan detikcom, Minggu (30/9/2012).
Menurut Martin, saat ini yang diinginkan masyarakat adalah adanya calon-calon alternatif. Calon-calon alternatif ini hanya bisa diperoleh dengan cara melonggarkan aturan dan membuka seluas-seluasnya peluang tiap partai untuk mengusung capres.
"Yang menjadi harapan masyarakat itu kan munculnya calon-calon alternatif. Kalau misalnya hanya dibatasi menjadi 3 itu tidak sejalan dengan keinginan masyarakat terhadap munculnya calon-calon alternatif," ucapnya.
Lebih lanjut Martin menambahkan, kalaupun memang harus dibatasi, semestinya pembatasan tidak hanya terbatas pada 3 calon saja, tapi diperbanyak menjadi 5. "Kalau dibatasi kenapa harus 3 kenapa tidak 5? Apabila seperti ini akan menutup peluang bagi calon-calon terbaik bangsa," tandasnya.
Ketua Majelis Nasional Partai NasDem Surya Paloh menilai lebih baik pada pilpres 2014 mendatang capres berasal dari partai besar. Terutama partai yang menduduki peringkat 3 besar pada pemilu legislatif (pileg).
"Kriteria NasDem menawarkan, untuk memberikan pendidikan politik dengan baik. Yang bisa mencapreskan itu parpol yang mempunyai urutan hasil Pileg nomor 1, 2 dan 3," ujar Surya Paloh, kepada wartawan di sela-sela acara Pelantikan Lembaga Sayap Partai NasDem Jawa Timur di Gelora Pancasila Surabaya, Sabtu (29/9).
Dia menambahkan dengan adanya syarat tersebut, maka nantinya parpol yang tidak masuk urutan 1 sampai 3 pada Pileg 2014 tidak bisa mencalonkan presiden. Ia menegaskan, pemikiran tersebut bukannya mengurangi hak warga negara Indonesia baik dari parpol maupun non parpol mencalonkan presiden.
"Yang ke 4, 5 dan seterusnya mendukung aja deh. Jangan ikut bertarung. Bukannya saya ingin mengurangi hak. Tapi kita punya sistem mekanisme untuk ikut memberikan pilihan yang terbaik," tegasnya.
(riz/ahy)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !