Headlines News :
resize
STOP Corruption, mulai dari kita. Sekarang !!Dewan Pelaksanan Cabang Clean Governance Lamongan. Against Corruption
Home » » Suara Warga Muhammadiyah Diramal Liar Di Pemilu 2014

Suara Warga Muhammadiyah Diramal Liar Di Pemilu 2014

Written By Unknown on Thursday, March 7, 2013 | 7:01 PM


Suara warga Muhammadiyah diprediksi mengambang di Pemilu 2014. Sikap kelompok yang dulu identik dengan PAN itu, sekarang makin sulit dipetakan. Kemungkinan suara mereka ‘liar’ alias terpecah-pecah ke banyak partai politik.

Pengamat politik Universitas Islam Asyafiiyah Masriadi Pasaribu memperkirakan, pilihan warga Muhammadiyah akan menyebar ke banyak saluran politik.

Menyebarnya pilihan politik mereka, karena tokoh yang dominan menjadi jangkar merangkul warga Muhammadiyah saat ini sudah merata dimiliki hampir setiap parpol.

Kata dia, dulu PAN dominan menguasai suara warga Muhammadiyah karena memiliki tokoh jangkar di tubuh Ketua Umumnya Amien Rais. Sayangnya, setelah Amien tidak lagi menjadi ketua umum, PAN sulit menjaga keutamaannya di kalangan warga Muhammadiyah.

“Apalagi PAN makin ke tengah dan tidak lagi mau melabelkan dirinya sebagai partai utama warga Muhammadiyah. Ini akan memicu kaburnya suara tradisional dari Muhammadiyah,” katanya di Jakarta, kemarin.

Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah Gun Gun Heryato memproyeksi, pecahnya suara warga Muhammadiyah sangat besar di Pemilu 2014. Bahkan, pecahnya suara tersebut bisa melebih Pemilu 2009.

“Jika pemilu sebelumnya, suara warga Muhammadiyah dominan ke PAN, pemilu mendatang suara tersebut semakin terdistribusi ke banyak parpol,” analisanya.

Menurut dia, semua parpol akan bermanuver menarik massa warga Muhammadiyah, guna memenangkan pemilu 2014. Manuver parpol itu, lanjut dia, wajar karena massa Muhammadiyah jumlahnya puluhan juta. Hampir menyamai jumlah massa terbesar dari kelompok Nahdlatul Ulama (NU).

Gun Gun menilai, warga Muhammadiyah bersifat lebih ‘cair’’dalam menentukan pilihan politik. Sifat itu muncul akibat tingkat pendidikan warga Muhammadiyah yang sudah lebih modern dari masa ke masa.

“Akibatnya mereka tidak mudah dipengaruhi. Mereka cenderung kritis dan independen menentukan pilihan,” ujarnya.

Pengamat Politik Bachtiar Effendy mengaku tidak heran dengan besarnya potensi perpecahan suara Muhammadiyah pada pemilu 2014. Terlebih warga Muhammadiyah tidak lagi dianggap eksklusif oleh parpol tertentu.

“Dulu ada PAN, tapi sekarang mereka tidak merawat baik. PAN akan ditinggalkan,” ramalnya.

Bachtiar memprediksi, warga Muhammadiyah yang memilih PAN pada pemilu 2014 akan semakin sedikit. Hal itu dikarena-kan keputusan PAN yang mulai meninggalkan identitas sebagai Islam menjadi partai nasional.

“Perubahan sikap PAN mengecewakan warga Muhammadiyah,” yakin Bachtiar.

Belum lagi, lanjut dia, rencana PAN yang akan membuka pintu bagi Partai Damai Sejahtera (PDS) yang tidak lolos menjadi peserta pemilu untuk berkoalisi.

Bachtiar meramalkan, suara warga Muhammadiyah yang tidak lagi dominan ke PAN akan terdistribusi secara merata ke sejumlah partai Islam lain seperti PPP, PKS dan PKB.

“Suara mereka akan menyebar secara merata,” katanya.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad bilang, partainya punya cita-cita besar memenangkan Pemilu 2014.

“Agar cita-cita itu terwujud, partai beringin tentu akan mendekati massa Muhammadiyah secara intensif. Mereka sangat penting bagi kami,” kata Fadel.

Menurut dia, selama ini hubungan Muhammadiyah dan Golkar sangat baik. Banyak tokoh Muhammadiyah bahkan menjadi petinggi dan pernah menjadi pengurus inti Partai Golkar. “Mas Hajrianto itu tokoh Golkar dan Pak Din Syamsuddin pernah di Golkar. Jadi Golkar dan Muhammadiyah itu lengket sekali,” yakin Fadel.

Dia berharap, kedekatan tokoh Muhammadiyah dan Golkar membawa keuntungan politis. Kata dia, dengan menguasai kantong suara massa ormas terbesar kedua ini, Golkar akan sulit dikalahkan pada Pemilu 2014. “Golkar itu rumah semua kelompok. Mayoritas dan minoritas,” cetusnya.

Posisi Kami Netral Warga Bebas Memilih
Saleh Daulay, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh Daulay menegaskan, Muhammadiyah tidak akan mendukung salah satu parpol ataupun capres-cawapres untuk Pemilu 2014.

Dijelaskan, ormas Muhammadiyah tak diperbolehkan mengarahkan dukungan kepada parpol atau calon tertentu dalam Pemilu 2014. Alasannya, anggaran dasar dan rumah tangga (AD/ART) ormas mengamanatkan untuk bersikap netral.

Namun, Daulay mempersilahkan jika ada parpol mengklaim dukungan dari warga Muhammadiyah. Klaim itu sulit dihindari karena kader Muhammadiyah tersebar hampir ke semua parpo. Warga Muhammadiyah yang jumlahnya jutaan juga tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

“Intinya kader dan warga Muhammadiyah bebas memilih,” katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Daulay mengungkapkan, sesuai khittah Muhammadiyah tidak akan pernah masuk dalam politik praktis. Apalagi ikut dalam tarik menarik dukungan calon pemimpin bangsa.

“Muhammadiyah hanya akan mendorong pelaksanaan pesta demokrasi agar berjalan sesuai keinginan rakyat,” ujarnya.

Daulay menjamin Muhammadiyah bersikap netral di Pilpres 2014. “Paling Muhammadiyah hanya memberikan kriteria umum calon pemimpin bangsa, namun tidak mengarahkan ke sosok tertentu,” tandasnya.

Daulay berharap, capres-cawapres yang tampil di Pemilu 2014 memenuhi kriteria umum sebagai problem solver (pemecah masalah), bukan trouble maker (pembuat masalah). Disamping itu, mempunyai watak solidarity maker yang mengayomi seluruh rakyat, dan golongan.

“Pemimpin jangan peragu, jangan suka menumpuk masalah, menciptakan masalah. Apalagi pura-pura tidak tahu ada masalah,” pungkasnya.

PAN & Muhammadiyah Punya Ikatan Kuat...

Abdul Hakam Naja, Ketua Dewan Pimpinan Pusat PAN

Ketua DPP PAN Abdul Hakam Naja mengklaim, warga Muhammadiyah akan berbondong-bondong memberi dukungan kepada partainya di Pemilu 2014. Menurut dia, warga Muhammadiyah sudah punya ikatan kuat dengan PAN.

Dia mengibaratkan, PAN dan Muhammadiyah sebagai dua elemen tak terpisahkan. “PAN itu sarana politiknya orang Muhammadiyah. Jadi tinggal bagaimana kita (PAN-red) merangkul mereka,” katanya pede.

Wakil Ketua Komisi II DPR ini menilai, Muhammadiyah punya kedekatan historis dengan PAN. Sebab, yang mendirikan PAN adalah sekumpulan orang-orang Muhammadiyah, yang dipelopori Amien Rais.

“Jadi 1998 sidang Muhammadiyah menyatakan perlunya mempercepat pembangunan politik. Maka dari itu dibutuhkan kendaraan politik, maka dibentuklah PAN,” klaim Naja lagi.

Dia menjelaskan, di awal pendiriannya, PAN dipimpin oleh Syafi’ Ma’arif yang notabene dedengkot Muhammadiyah. Namun, karena merasa tidak cocok dengan dunia politik, maka roda kepemimpinan diserahkan kepada Amien Rais.

“Artinya Muhammadiyah dengan PAN itu satu kesatuan. Jadi tidak mungkin warga Muhammadiyah sampai meninggalkan PAN,” tegasnya.

Politisi kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah mengungkapkan, PAN akan berusaha lebih intensif merangkul warga Muhammadiyah, guna mensolidkan dukungan pada pemilu mendatang.

“Dukungan di tingkat nasional tak ada masalah. Tinggal merangkul dukungan di daerah,” jelasnya. [Harian Rakyat Merdeka]
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

gif animator

Jangan Lewatkan

Popular Posts

Followers

 
Support : Creating Website | SMI Template | Suara Lamongan Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. suara lamongan - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Sentra Media Informatika