Jepara,Ketua
Umum PB IKA PMII, Arief Mudatsir Mandan mengajak kader PMII untuk
memilih salah satu 3 posisi strategis yang mesti dipilih untuk perubahan
bangsa.
Demikian diungkapkannya dalam Seminar Nasional “Memperteguh Gerakan Sosial sebagai Upaya Restorasi Bangsa” yang diselenggarakan PMII Komisariat Ratu Kalinyamat INISNU Jepara, di Gedung NU; Jalan Pemuda No.51 Jepara, Sabtu (2/3).
Tiga posisi itu jelas Arief, pertama memperkuat NU. Menurutnya, dari 90% pengurus NU yang ada didominasi oleh alumni PMII. Pilihan perdana terangnya dikatakan sebagai civil society—masyarakat sipil yang munculnya sejak dekade 70-an dimana ormas semisal NU melakukan metode penguatan masyarakat yang tidak dilakukan oleh pemerintah.
Puncaknya, Gus Dur pada Muktamar Situbondo tahun 1985 berkeinginan membuat LSM-nya NU yang kemudian didirikanlah Lajnah—kini Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam).
Pilihan kedua, lanjut pria kelahiran Jepara 11 November 1956 ialah menjadi intelektual di kampus. Pada pilihan ini diungkapkannya pada era 90-an banyak jebolan kampus yang kemudian memimpin bangsa. Begitu juga dengan alumni banyak yang menjadi rektor dan intelektual di berbagai perguruan tinggi.
Opsi ketiga, sambung lulusan S2 Sosiologi UI yakni menjadi politisi. “Ada ratusan alumni yang kini nyemplung di ranah politik. Ada Muhaimin Iskandar (PKB), Khoirul Anam (PKNU) dan Suryadarma Ali (PPP). Belum lagi yang ada di daerah maupun wilayah,” bebernya.
Jebolan S3 Fisip UI ini mengharapkan memilih opsi apapun muaranya untuk restorasi bangsa—mengembalikan jatidiri yang sesuai dengan ranah agama dan juga nilai-nilai luhur bangsa.
Seminar ini memaparkan materi “Gerakan Sosial dan Restorasi Bangsa” bersamaan juga dengan Pelatihan Kader Dasar (PKD) se-Nusantara yang diikuti perwakilan PMII dari Jawa dan Luar Jawa dan dilaksanakan Sabtu-Selasa (2-5/3).
Syaiful Mustaqim
Demikian diungkapkannya dalam Seminar Nasional “Memperteguh Gerakan Sosial sebagai Upaya Restorasi Bangsa” yang diselenggarakan PMII Komisariat Ratu Kalinyamat INISNU Jepara, di Gedung NU; Jalan Pemuda No.51 Jepara, Sabtu (2/3).
Tiga posisi itu jelas Arief, pertama memperkuat NU. Menurutnya, dari 90% pengurus NU yang ada didominasi oleh alumni PMII. Pilihan perdana terangnya dikatakan sebagai civil society—masyarakat sipil yang munculnya sejak dekade 70-an dimana ormas semisal NU melakukan metode penguatan masyarakat yang tidak dilakukan oleh pemerintah.
Puncaknya, Gus Dur pada Muktamar Situbondo tahun 1985 berkeinginan membuat LSM-nya NU yang kemudian didirikanlah Lajnah—kini Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam).
Pilihan kedua, lanjut pria kelahiran Jepara 11 November 1956 ialah menjadi intelektual di kampus. Pada pilihan ini diungkapkannya pada era 90-an banyak jebolan kampus yang kemudian memimpin bangsa. Begitu juga dengan alumni banyak yang menjadi rektor dan intelektual di berbagai perguruan tinggi.
Opsi ketiga, sambung lulusan S2 Sosiologi UI yakni menjadi politisi. “Ada ratusan alumni yang kini nyemplung di ranah politik. Ada Muhaimin Iskandar (PKB), Khoirul Anam (PKNU) dan Suryadarma Ali (PPP). Belum lagi yang ada di daerah maupun wilayah,” bebernya.
Jebolan S3 Fisip UI ini mengharapkan memilih opsi apapun muaranya untuk restorasi bangsa—mengembalikan jatidiri yang sesuai dengan ranah agama dan juga nilai-nilai luhur bangsa.
Seminar ini memaparkan materi “Gerakan Sosial dan Restorasi Bangsa” bersamaan juga dengan Pelatihan Kader Dasar (PKD) se-Nusantara yang diikuti perwakilan PMII dari Jawa dan Luar Jawa dan dilaksanakan Sabtu-Selasa (2-5/3).
Syaiful Mustaqim
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !