Jakarta : Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seharusnya memeriksa mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Jakarta yang merupakan tempat kejadian perkara, dan bukan malah mendatanginya ke Amerika Serikat.
Menurut Ketua Dewan Direktur Sabang Merauke Circle (SMRC), Syahganda Nainggolan, ada beberapa alasan mengapa Sri Mulyani harus diperiksa di Jakarta. Pertama, keberadaan Sri Mulyani di AS bukan sedang melakukan tugas negara yang sangat perlu mendapatkan prioritas. Kedua, pejabat KPK yang akan berangkat ke Amerika harus mengeluarkan uang negara.
"Ketiga, ada beban fisik dan psikis pemeriksa KPK, yang harus berangkat ke Amerika," kata Syahganda kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Selasa, 5/3).
Keempat, Syahganda membandingkan dengan kasus hukum mantan Managing Director IMF, Strauss Kahn, yang saat itu juga menjadi calon presiden Perancis yang diunggulkan Partai Sosialis. Dua tahun lalu, Strauss Kahn terlibat skandal sex di sebuah hotel di New York. Polisi memeriksa Kahn di New York, yang merupakan tempat kejadian perkara, padahal Strauss Kahn sudah terjadwal ke Eropa untuk bertemu dengan beberapa kepala negara.
Alasan kelima, Syahganda mengingatkan, bahwa penyidik KPK harus berkerja efektif dan efisien, hemat waktu dan tenaga. Sebab selama ini KPK sering mengeluh kekurangan jumlah penyidik.
Hal yang tak kalah penting, lanjut Syahganda, KPK harus bersikap adil kepada semua warga negara.
"Kalau anaknya Dewan Syuro PKS (Ridwan Hakim) yang jadi saksi dan mangkir dipanggil, langsung diancam panggil paksa. Kok Sri Mulyani kesannya begitu terhormat? KPK harus adil terhadap kasus, baik kasus korupsi sapi maupun korupsi perbankan. Toh dua-duanya korupsi," tegas Syahganda. [ysa]
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !