Ketua KPK Abraham Samad (dok: Istimewa)
Ketua KPK, Abraham Samad mengemukakan bahwa semua informasi mengenai keterlibatan dana alat bukti Anas masih menjadi rahasia tim penyidik sehingga belum dapat dipastikan.
"Dua alat bukti itu menjadi rahasia penyidik," jelas Abraham kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (6/2/2013).
Lebih lanjut dia menerangkan, KPK belum dapat mengumumkan bukti-bukti keterlibatan Anas dalam proyek pembangunan Sport Center Hambalang, Bogor. Abraham menjelaskan bahwa itu masih rahasia penyidik sehingga tidak dapat disampaikan.
"Alat-alat bukti menjadi rahasia penyidik," sambungnya.
Sekadar informasi, sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga merupakan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat meminta KPK memperjelas status Anas.
SBY meminta KPK untuk mengumkan apakah yang bersangkutan salah atau tidak dalam proyek itu, kalau pun kadernya itu terlibat maka partainya siap untuk menerima, tetapi jika tidak terlibat kepala negara itu meminta mengapa dikatakan tidak bersalah.
Didesak SBY, KPK janji tetap profesional
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berjanji tetap bekerja secara profesional meski saat ini mereka mendapat desakan dari Partai Demokrat. Desakan itu muncul agar KPK memberikan kejelasan status Ketua Umum mereka, Anas Urbaningrum dalam dugaan keterlibatan mega proyek pembangunan Sport Center di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat.Ketua KPK Abraham Samad juga berjanji tidak akan terpengaruh meski desakan tersebut datang dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.
"Tidak (tidak terpengaruh), kita bekerja secara profesional," jelas Samad di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (6/2/2013).
Dalam kesempatan itu, dia membantah ada perbedaan pendapat dalam penetapan status Anas. Menurutnya, semua masih menjadi rahasia penyidik KPK. "Sama sekali tidak ada perbedaan pendapat," sambungnya.
Ketika ditanya, kapan dirinya akan segera menuntaskan proyek senilai Rp 1,2 triliun itu? Abraham pun belum dapat memastikan. Dia khawatir ketika terlalu cepat mengambil kesimpulan, pada akhirnya terjadi ketidaksesuaian.
"Doakan saja, saya tidak bisa pastikan. Kalau saya bilang satu bulan, tapi ternyata lebih, kalian bilang tidak sesuai," pungkasnya.
Sekadar informasi, sebelumnya, SBY meminta KPK untuk mengumumkan status Anas. Ia meminta apakah yang bersangkutan salah atau tidak dalam proyek itu. Kalau pun kadernya terlibat maka partainya siap untuk menerima, tetapi jika tidak terlibat kepala negara meminta mengapa dikatakan tidak bersalah.
(kri)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !