Headlines News :
resize
STOP Corruption, mulai dari kita. Sekarang !!Dewan Pelaksanan Cabang Clean Governance Lamongan. Against Corruption
Home » » Konferwil NU ingin wujudkan ke khittah bukan hanya sekedar istilah

Konferwil NU ingin wujudkan ke khittah bukan hanya sekedar istilah

Written By Unknown on Sunday, February 3, 2013 | 10:42 PM

NU Jatim Gunakan Konsep Ahlul Halli dalam Konferwil
Surabaya : Rapat harian gabungan syuriyah dan tanfidziah, Ahad dalam rangka persiapan Konferensi Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama(PWNU) Jatim meminta agar pihak luar tidak ikut campur, apalagi mengatur otoritas NU.


Antisipasi ini perlu dilakukan mengingat Jawa Timur sedang dalam proses Pemilihan Gubernur sehingga banyak pihak berkepentingan dengan suara NU. Salah satu strategi yang diambil dalam pemilihan rais syuriyah dan ketua tanfidziyah adalah menggunakan metode yang digunakan sejak zaman sahabat Rusulullah SAW yakni dengan konsep "ahlul halli wal ‘aqdi" (AHWA) sebagaimana rilis yang dikirimkan ke NU Online.

Ini merupakan konsep lama yang pernah digunakan NU di masa lalu dan terakhir digunakan pada Muktamar Situbondo (1984), namun konsep akan dipadu dengan sistem demokrasi NU seperti diatur pada anggaran rumah tangga NU pasal 42 sehingga konsep ini menjadi konsep baru yang akan dilaksanakan pertama kali oleh PWNU Jatim.
AHWA terdiri dari 9 kiai khos yang dipilih oleh Rais se Jatim. Mekanismenya, sebelum konferwil NU Jatim, PCNU melalui rapat gabungan syuriyah dan tanfidziyah mengusulkan tiga nama calon dari mana saja di daerah Jatim rais syuriyah dan ketua tanfidziah. Kemudian ditabulasi oleh panitia, hasil tabulasi akan diumumkan secara terbuka dihadapan peserta konferwil. Nama-nama itu akan diambil sembilan peringkat teratas untuk syuriah (sembilan nama yang disebut 'ahlul halli wal aqdi) dan sembilan teratas untuk tanfidziah. Musyawarah akan dipandu pimpinan PBN
Sistem baru yang merupakan hasil penyempurnaan pola lama dengan pola baru itu  bertujuan melaksanakan amanat konstitusi dengan baik dan benar, memilih pemimpin yang mempunyai kompetensi maksimal, menghindari pengaruh ekternal dalam menentukan kepemimpinan, menangkal "riswah" atau suap yang sering disebut dengan "money politics" (politik uang) dan juga menangkal intervensi eksternal berupa calon dadakan atau calon bayaran.
Dengan sistem baru ini PWNU berharap mendapatkan pemimpin terbaik yang Al-Shidqu dapat dipercaya, selalu benar, tidak berdusta, Al-Amânah wa al-wafâ bi al-’ahd dapat menepati janji, Al-Ta’âwun tolong menolong di antara anggota-anggota NU khususnya dan sesama umat muslim pada umumnya, berpengalaman secara organisasi. Sehingga dapat membawa NU menjadi lebih baik.
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

gif animator

Jangan Lewatkan

Popular Posts

Followers

 
Support : Creating Website | SMI Template | Suara Lamongan Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. suara lamongan - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Sentra Media Informatika