Dalam keterangan pers, Humas PWNU Jatim, Noor Hadi, menyatakan, kebijakan tersebut, sesuai dengan khiitat NU. Sebagai jam’iyyah, secara organisatoris PWNU tidak terikat dengan organisasi politik dan organisasi kemasyarakat mana pun.
“NU berharap pilgub berjalan demokratis, konstitusional, dan mampu membawa Jawa Timur menjadi lebih baik,” tulis Noor Hadi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Okezone, Jumat (18/1/2013).
Meski demikian, lanjut dia, PWNU dan warga NU se-Jatim bertekad menyukseskan Pilgub Jatim. PWNU akan mendukung setiap pimpinan daerah yang terpilih secara baik dan sah.
PWNU juga menyarankan agar semua lembaga, lajnah, dan badan otonom, tidak membawa simbol-simbol NU. Apabila ada suara yang mendukung calon tertentu mengatasnamakan NU, hal itu mengatasmakan pribadi, bukan nama organisasi.
Hadir dalam pleno yang digelar pada 17 Januari 2013, unsur Syuriah, yakni KH Miftachul Akhyar (Rais), KH Agoes Ali Masyhuri (Wakil Rais), KH Syafruddin (Katib), KH Abdul Matin, KH Nuruddin, KH Hasyim Abbas, dan KH Abdurrahman Nafis, KH Farihin, dan lainya.
Sedangkan dari Tanfidziah antara lain hadir KH Mutawakkil Alallah (Ketua), H Masyhudi Muchtar (Sekretaris), HA Wahid Asa, KH Jazuli Nur, H Son Haji, H Sholeh Hayat, H Sidiq AR, H Abdi Manaf, H Kikin A Hakim, dan HM Thohir.
Hadir juga Mustasyar KH A Sadid Jauhari, KH Abdul Ghofur, dan Habib Zen Al Kaf.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !