
Hayono menjelaskan, semua partai di era reformasi sebelum memegang kekuasaan adalah kader yang baik. Namun, akan berbanding terbalik jika kader itu berkuasa. Makanya, perlu adanya pembangunan karakter agar terhindar dari perbuatan menyimpang.
"Kita lihat partai di sebelah kanan, suaranya besar, sering kali kader itu baik, pada saat dipegangkan kekuasaan inilah yang saya pikir semua partai melihat penyokongan karakter, di dalam seleksi, karakter itu penting," ungkap Hayono di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (13/12/2012).
Diakuinya, Partai Demokrat terus berjuang agar terhindar dari anggapan partai berkuasa kerap melakukan tindakan menyimpang, terutama dari oknum yang menyimpang.
"Satu lagi politikus mendapat sorotan yang begitu besar, satau atau dua kader yang menyimpang, kalau ada yang tidak baik dilaporkan ke publik. Kita juga tidak bisa melarang kader yang melakukan penyimpangan, karena itu dikembalikan kepada sisi kemanusiaannya," paparnya.
Anggota Komisi I DPR itu juga menerangkan, Amerika Serikat (AS) yang parlemennya sudah sangat tua saja tetap melakukan korupsi. "Kita tetap berjuang yang korupsi dilhilangkan, tapi ini tidak ada yang bisa menjamin ada kader yang bersih. Inilah proses generalisasi, yang salah di kita, tapi manusia penuh dengan kekurangan, sistemnya senantiasa kita perbaiki, jadi suatu yang demkrasi siapapun yang melakukan korupsi, tentunya kita harus habisi," simpulnya.
Sementara itu, Hayono pun menyayangkan vonis publik terhadap Andi Mallarangeng sebagai kader yang menyimpang. Padahal, proses hukumnya belum berjalan. Namun, pihaknya tidak mencapuri untuk urusan persiden, untuk melakukan reshuffle sebab itu hak prerogatif.
"Untuk itu kita serahkan kepada presiden, kalau memang memeperlukan untuk masukan, kita akan berikan, kalau keduduakan kursi Menpora, tentunya kita serahkan kepada presiden," tutupnya.
(lam)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !