
"Saya khawatir pengangkatan Haryono dan Yasin bisa saja dinilai sebagai ucapan terima kasih dari pemerintahan," kata Bambang seperti dikutip dalam bukunya yang berjudul Republik Galau yang dibedah di gedung YLBHI Jakarta, Minggu (21/10/2012).
Menurutnya, banyak kasus yang sebelumnya ditangani KPK dimata Yasin dan Haryono tidak terdengar lagi kelanjutannya.
"Waluyo, mantan direktut dan pelaksana tugas pimpinan KPK sekarang menjadi Direktur Pertamina dan mantan Ketua KPK Taufiqurachman Ruki sempat lama menjadi Komisaris Utama PT Krakatau Steel," tandasnya.
Dia meminta KPK harus membuktikan dirinya bekerja serius dan warisan Antasari Azhar harus diungkap seperti dugaan korupsi di IT KPU yang ditemukan sejumlah indikasi penyimpangan. Tim Kajian KPK yang dipimpin Haryono Umar menemukan adanya dugaan pemborosan dalam proses pengadaan alat IT KPU sebesar Rp170 milliar.
"Selain itu juga ditemukan dugaan pengadaan alat yang terkesan terburu-buru yang mengakibatkan aplikasi di daerah tidak optimal," tandasnya.
Bambang menjelaskan, sebelumnya mantan Ketua KPK Antasari Azhar telah memegang data-data korupsi tentang IT KPU. Selain itu, Haryono Umar juga memegang dokumen lengkap dugaan korupsi IT KPU dan sejumlah dugaan korupsi lainnya.
"Walaupun polisi sudah menyita tiga dokumen di kantor Antasari, toh komisioner KPK lain juga memegang dokumen-dokumen tersebut, sehingga tidak perlu kasus itu masuk peti es," pungkasnya.
(ydh)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !